<< back <<
Biografi Abraham lincoln
"Tak pernah sekali pun saya
berusaha untuk dikenang dunia,
hidupku ini kubaktikan pada
peristiwa-peristiwa di sekitar,
bagi generasi dan jamanku,
semata-mata agar diriku terjalin
dengan sesuatu yang penting
bagi sesamaku". [ english ]
Itulah kata-kata Abraham Lincoln
saat ia berusia 32 tahun.
Kekecewaan yang datang
beruntun membawanya ke
suatu titik dimana ia ingin
mengakhiri hidupnya. Lincoln
menulis kata-kata di atas saat ia
memutuskan untuk memulai
lembaran baru dalam hidupnya.
Di kemudian hari, ia menjadi
salah satu Presiden Amerika
yang paling dikenal dan dicintai
masyarakat. Namanya terkenal
ke seluruh dunia sebagai
seorang yang mengakhiri
Perbudakan di Amerika.
Lincoln lahir di Kentucky, AS, di
mana ayahnya bekerja sebagai
tukang kayu. Ia telah kehilangan
ibunya sejak usia dini, kemudian
ayahnya menikah lagi. Namun
Lincoln dan saudara
perempuannya sangat mencintai
ibu tirinya itu.
Lincoln cilik tumbuh menjadi
pemuda jangkung dan tegap.
Pakaiannya selalu tak pernah
tampak pas. Lengan bajunya
selalu terasa pendek dan
celananya selalu menggantung
diatas mata kaki. Bila diamati,
sepertinya ia tak pantas menjadi
orang besar di kemudian hari,
yang ternyata terwujud.
Pertama kali Lincoln
menyaksikan Perbudakan,
adalah ketika ia menyewa kapal
angkut untuk membawa muatan
menuju New Orleans di tahun
1828. Kemudian, ketika ia
mengunjungi kota itu untuk ke
dua kalinya, ia berjanji kepada
dirinya sendiri bahwa ia harus
menghapus praktik perbudakan
ini.
Lincoln tidak mengikuti
pendidikan seperti pada
umumnya, namun ia giat belajar
membaca dan menulis sampai
berhasil menjadi seorang
pengacara. Meskipun kadang-
kadang dia dianggap sebagai
seorang ‘homo’ oleh para
tetangga karena tingkah dan
cara berpakaiannya, namun ia
cukup supel kepada warga
sekitar. Ini semata-mata karena
ia memiliki rasa humor yang
menonjol dan selalu membuat
orang lain gembira. Cinta
pertamanya jatuh pada seorang
wanita bernama Anne Rutledge,
anak tetangga pemilik losmen di
mana ia tinggal. Ayah Anne-lah
yang menyarankan agar Lincoln
terjun ke dunia politik.
Di awal karir, Lincoln terpilih
menjadi anggota DPRD untuk
wilayah Illinois pada tahun
1834. Kemudian terpilih kembali
pada tahun 1838 dan tahun
1840. Ketika itu, ia bertemu
seorang bernama Stephen
Douglas, yang kemudian menjadi
saingan baik dalam soal cinta
maupun urusan politik. Mary
Todd, perempuan yang mereka
perebutkan, berasal dari
Kentucky, lebih memilih Lincoln
sebagai suami, namun pernikahn
mereka tidak bahagia. Pada
tahun 1842, setelah setahun
pernikahan mereka, Lincoln
membuka biro hukum dengan
seorang teman bernama William
H. Herndon. Persahabatan kedua
orang ini ternyata terus
bertahan hingga akhir hayat
Lincoln. Di kemudian hari,
Herndon-lah yang menulis
biografi Abraham Lincoln.
Pada tahun 1846, Lincoln terpilih
menjadi anggota Kongres.
Namun keanggotaannya tidak
diperpanjang karena ia
mengusulkan undang-undang
untuk meng-akhiri perbudakan
di distrik Columbia. Karena
kecewa, ia kembali
mengaktifkan biro hukumnya. Ia
menghentikan kegiatan
politiknya untuk beberapa
waktu, namun kemudian ia lebih
dikenal oleh masyarakat sebagai
pengacara yang jujur.
Nyatanya, Lincoln tak bisa
berhenti terlalu lama dari dunia
politik. Pada tahun 1854, isu
perbudakan membuatnya terjun
kembali ke dunia politik.
Taampaknya ia harus bersaing
dengan Stephen Douglas, yang
mencoba menundukkan wilayah
Selatan Amerika yang
mendukung perbudakan,
sementara wilayah Utara
menentangnya. Lincoln tak
menyangka bahwa setengah
dari negeri ini mempertahankan
praktek perbudakan ketika
separuh saudara sebangsanya
menentang. Ia berfikir, tak
mungkin bangsanya terdiri dari
separuh budak separuh bukan.
Bagaimanapun, ternyata Lincoln
terpukul pada putaran pertama
melawan Douglas, dalam
memperebutkan kursi Senat AS.
Meski kali ini ia kalah, pada bulan
Mei 1860, Lincoln terpilih sebagai
calon presiden dari Partai
Republik. Sementara itu, Partai
Demokrat menyerangnya habis-
habisan, dan mereka
menyebutnya sebagai
'pengacara kacangan', 'tak becus
berbahasa Inggris' dan
sebagainya. Namun akhirnya, ia
ternyata terpilih menjadi
Presiden Amerika Serikat. Empat
hari setelah ia menjadi Presiden,
negara bagian Selatan itu keluar
dari Federasi Amerika Serikat.
Negara-negara Selatan itu
kemudian membentuk sebuah
Konfederasi sendiri. Lincoln
merasa sedih karenanya, dan
berusaha mengupayakan
diakhirinya pemisahan tersebut.
Tetapi, konflik antara Utara dan
Selatan itu malah semakin
memuncak dan menjadi Perang
Sipil. Lincoln terus berusaha
menghentikan konflik tersebut
sekuat tenaga meskipun tak
berhasil.
Untuk memahami latar belakang
politik terjadinya Perang Sipil
Amerika, perlu dijelaskan
bagaimana asal mula Amerika
terbentuk. Pada abad ke 17, para
pendatang dari Inggris, Perancis,
Spanyol, Belanda dan Jerman
dating ke Amerika Utara, yang
mereka anggap sebagai negeri
tak berpenghuni yang baru
mereka temukan. Mereka datang
demi mencari kemakmuran,
mendapatkan kebebasan
beragama, serta untuk
memperluas kekuasaan negeri
asal mereka dan membangun
imperium baru. Kerajaan Inggris
kemudian menerapkan Undang-
Undangnya di situ, sehingga
negeri yang baru itu mereka
sebut sebagai New England.
Seusai perang kemerdekaan
Amerika, wilayah-wilayah bebas
itu kemudian membentuk
federasi yang kemudian mereka
sebut Amerika Serikat. Masing-
masing Federasi baru ini sepakat
untuk tetap mengurusi
pemerintahannya sendiri-
sendiri, meskipun mereka juga
harus mengurusi kepentingan
bersama. Karena, hal-hal seperti
Pertahanan tetap menjadi
urusan bersama.
Bagian selatan Amerika yang
bergabung dalam federasi,
mengembangkan pertaniannya
yang bergantung pada tenaga
perbudakan. Bagian utara lebih
banyak bergantung pada
perdagangan dan industri,
meskipun tetap menganggap
penting pertanian. Karena itu
tak ada perbudakan di utara.
Sementara, soal perbudakan
menjadi isu panas bagi wilayah
yang baru bergabung ke dalam
Perserikatan, sedangkan rakyat
di negara-negara bagian ini
belum betul-betul siap dengan
soal perbudakan itu. Sementara
undang-undang Amerika
menyatakan semua manusia
sama-sama berhak atas
'kehidupan dan kebebasan
untuk memperoleh
kebahagiaan', namun juga
melindungi hak milik pribadi.
Budak adalah milik pribadi.
Pendapat bahwa budak
merupakan milik pribadi sangat
bertentangan dengan pendapat
lain bahwa para budak adalah
menusia yang juga memiliki hak
atas kemerdekaannya. Inilah
yang menjadi dasar persoalan
bagi orang-orang di seluruh
wilayah AS itu.
Sebenarnya banyak segi yang
bisa dilihat dari isu ini. Pertama,
apakah memperbudak manusia
juga adalah sebuah hak? Saat ini,
perbudakan sudah tidak
dibenarkan di banyak negeri lain
di seluruh dunia. Semua orang
setuju bahwa jelas tidak
dibenarkan mengekang
kebebasan orang lain. Namun
orang-orang Selatan telah
mengeluarkan banyak uang
untuk membeli budak-budak.
Kehidupan social, ekonomi, dan
politik mereka berjalan di atas
dasar kepemilikan budak-budak.
Jadi, sesungguhnya tak sulit
memahami betapa pentingnya
praktik perbudakan bagi mereka.
Ada pula sisi politisnya dalam
problem kepemilikan budak bagi
negeri-negeri Selatan.
Bagaimana menjalankan sebuah
'Union States' bila beberapa
wilayah terdiri dari 'orang-
bebas' sementara lainnya adalah
'budak'? Meski, memang ini yang
diinginkan pesaing Lincoln,
Douglas. Jelas negeri-negeri
Selatan khawatir bila semakin
banyak wilayah Federasi yang
'jadi-bebas', maka perbudakan
akan jadi benar-benar
dihapuskan. Mereka pikir bila ini
terjadi, mereka akan bangkrut,
baik secara sosial maupun
politik. Jalan satu-satunya
mungkin harus membentuk dua
federal yang terpisah. Tetapi ini
pun ternyata tak mungkin.
Segera setelah Lincoln terpilih
sebagai Presiden, wilayah
Selatan mundur dari federasi.
Pada 12 April 1861, wilayah
Selatan menyerang wilayah
Utara di kota Fort Sunter. Perang
Sipil atau 'Perang antara negara-
negara bagian federasi' telah
dimulai.
Ada perbedaan-perbedaan yang
besar antara Utara dan Selatan.
Di wilayah Utara lebih banyak
populasi kulit putihnya. Mereka
lebih maju dalam bidang
produksi barang sementara
Selatan lebih baik dalam
pertanian. Dalam banyak hal,
Utara melebihi Selatan, meski
militer wilayah Selatan amat
terampil, nyatanya perang lebih
banyak terjadi di Selatan. Meski
mereka lebih baik dalam hal
bertempur. Peperangan tidak
mudah mereka menangkan.
Seperti kita ketahui, setelah
beberapa penyerangan, wilayah
Utara memenangkan
peperangan. Ketika perang
berlangsung, Lincoln, tetap
mendesak diadakannya
pemilihan lagi di akhir masa ia
menjabat sebagai Presiden, dan
ternyata ia terpilih kembali
untuk periode berikutnya.
Pada bulan November 1863,
dalam pertempuran Gettysburg,
Lincoln menyampaikan pidato,
yang dikenang sepanjang
sejarah. Ia mengatakan “…lahir
sebuah bangsa baru, yang
didirikan berdasarkan
kebebasan yang menjunjung
tinggi pengakuan bahwa semua
manusia diciptakan sederajat.”
Kata-kata Lincoln di Gettysburg
ini memberi dua prinsip
kebebasan dan kesamaan – yang
menjadi dasar didirikannya
negara Amerika.
Lincoln meninggal dengan cara
yang tak disangka-sangka. Saat
sedang menyaksikan teater
bersama istrinya, ia ditembak
oleh seorang bernama John
Wilkes Booth. Kematian
menjemputnya tatkala
perdamaian telah sampai bagi
Amerika. Mungkin itu merupakan
puncak peristiwa yang harus
terjadi sebagai tumbal
berakhirnya perbudakan di
Amerika. Setelah kematiannya,
Lincoln dikenal sebagai orang
besar, dan cita-cita yang telah
ditegakkannya terus
dipertahankan oleh seluruh
warga Amerika.
Ref : http://
pustakabiografi.blogspot.com/2008/05/
abraham-lincoln.html